Malam kian larut kian hening
Menyambut datangmu
Diamku termenung jauh
Nafas tersendak seduh
Angin bergemuruh riuh
Berhembus menghempas panas kesaksian
Langit malam tak berbintang
Terselimut kabut yang berkabung
Tandakan mendung tak berhujan
Mungkin hujan tak terlihat oleh nyata
alam seakan tak berikan keceriaan dalam sambutannya
Untuk membuka tirai hari baru
Dan menutup kesedihan tirai hari lalu
Entah dimana letak berselindung pasti
Hawa geram tak beri rasa
Sesak hampa membius alam
Terpukau dalam kabungan malam
Alam hanya beri rasa kesenduhan pada diri
Ingin beriak mengayung raga
Ingin berteriak membuka tabir
Tabir kebenaran yang terlindung dalam laburan masa
Wahai malam wahai alam sekuat ini bekukan rasa
Yang kian menghimpit jiwa para penanti
Wahai yang di nanti sesakral ini engkau menanggung kepahitan
Membendung air duka di cangkang kedzaliman
Wahai rindu berbalut duka
Wahai hati tertancap panah keabadian
Wahai jiwa mengadah pilu
Wahai raga bersujud dalam kesaksian
Di tanah yang jadi penentuh segala jalan
Karena derita lahirkan cinta
Segala jiwa dan raga kepersembahkan padamu ya syahadah
Wahai para pecinta bersoraklah dalam tangis
Berkumandang lontarkan kalimat kebenaran
Sambutlah!
Teriaklah!
Bersama alam menyebut nama yang suci
Oleh : Hamzah Fanzhury (Senja_)