Puisi Pasrah Atau Meronta Oleh Hamzah Fanzhury (Secarik kalimat resah dari lubuk pribumi)

Pasrah atau meronta 


Senja sore ini masih dengan temaramnya
Memalung dingin dan sesak di hempas angin beriring debu yang tak kira-kira
Banyak resah yang akhirnya berporos pada kepasrahan
Kadang resah dalam pikir berkelana jauh hingga jenuh
Jenuh pada jalan yang tak pernah beri solusi
Teriak dalam diam pada sangkar ilusi
Menikmati hari sepanjang hidup bersama polusi
Yang pada akhirnya berujung kehancuran
Kesialan masih menjadi tumpu lelah di tengah riuhnya kebisingan 
Debu aspal mengepul dari hentakan dan sapuan roda-roda melaju
Hingga merebah pada setiap celah kehidupan
Debu limbah berlimpah ruah terbawa angin kepasrahan dari corong-corong kehancuran
Kecamuk resah merontah di tiap jiwa yang terbelenggu
Belenggu pemangku yang terpaku mematok telunjuk kerelaan
Memaksa merela 
Lenyap di cegah siulan manis dan ramai oleh bayang pemangku
Hingga tiada satupun keluh yang terucap
Hanya sedikit gentar dan lirih dalam risau yang bisu
Seakan hidup dalam kematian
Merantai diri dalam ketidakpuasan
Terkurung waktu yang sesak emosi
Entahlah!  pada hiruk pasrah dalam kebodohan
Atau 
Enyahlah! pada riuh Meronta kebebasan. 




Hamzah Fanzhury, 26 Agustus 2023 (Pasrah Atau Meronta). 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama